232 Jurnalis Tewas di Gaza: Sindikat Jurnalis Palestina Tuntut Perlindungan Internasional
GAZA - Sindikat Jurnalis Palestina (Palestinian Journalists Syndicate/PJS) mengungkapkan duka mendalam atas tewasnya 232 jurnalis dan pekerja media sejak dimulainya agresi militer Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023. Angka ini menjadi catatan kelam bagi kebebasan pers global, sekaligus sorotan tajam terhadap pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik yang berkepanjangan.
Korban terbaru adalah Ibrahim Hajjaj, seorang jurnalis foto yang gugur akibat serangan udara Israel di kawasan Al-Daraj, Kota Gaza, saat sedang menjalankan tugas meliput agresi yang sedang berlangsung. Kematiannya menambah panjang daftar jurnalis yang menjadi sasaran langsung dalam konflik tersebut.
Dalam pernyataan resminya yang dirilis pada Rabu (30/7/2025), PJS menyatakan belasungkawa mendalam dan menegaskan bahwa meskipun Ibrahim Hajjaj telah tiada, "pesan yang ia bawa akan terus hidup". Mereka menilai upaya membungkam suara jurnalis tak akan pernah menghentikan narasi kebenaran dari tanah Palestina.
“Kematian Ibrahim Hajjaj bukan kecelakaan, melainkan bagian dari kebijakan eksekusi sistematis yang disengaja terhadap para jurnalis,” tegas perwakilan PJS. “Ini adalah tindakan terencana untuk membungkam kebenaran dan mengintimidasi seluruh profesi media.”
PJS mengecam keras apa yang mereka sebut sebagai "pembunuhan lapangan terhadap jurnalis" oleh pasukan Israel, yang dinilai bukan sekadar pelanggaran hukum humaniter internasional, tetapi juga kejahatan terhadap kebebasan berekspresi. Organisasi ini menuntut agar rezim Zionis Israel bertanggung jawab penuh atas setiap nyawa jurnalis yang hilang.
Lebih lanjut, PJS mendesak komunitas internasional untuk segera mengambil langkah konkret. Mereka meminta perlindungan nyata bagi jurnalis di wilayah konflik dan penegakan akuntabilitas terhadap pelaku kejahatan perang.
“Kami tidak meminta belas kasihan, kami menuntut keadilan. Dunia harus bergerak sebelum lebih banyak suara kebenaran dibungkam selamanya,” ujar juru bicara PJS.
Dengan lebih dari dua ratus jurnalis tewas—termasuk banyak yang sedang meliput, merekam, atau menyampaikan informasi ke publik—PJS menilai bahwa Gaza telah menjadi salah satu wilayah paling mematikan bagi profesi jurnalistik dalam sejarah modern.
“Setiap kamera yang hancur, setiap jurnalis yang gugur, adalah upaya untuk menghapus bukti. Tapi kami akan terus menyuarakan yang sebenarnya terjadi di sini,” tandas pernyataan tersebut.
Sumber : Antara