ZoyaPatel

Scrolling Berlebihan Terbukti Menurunkan Gairah Seksual, Hasil Riset Terbaru

Mumbai


Studi 2024: Media Sosial Berlebihan Picu Disfungsi Seksual dan Gangguan Libido

Penggunaan media sosial yang berlebihan tidak hanya menguras waktu, tetapi juga dapat mengganggu kehidupan intim pasangan. Penelitian terbaru tahun 2024 mengungkapkan hubungan mengkhawatirkan antara konsumsi media sosial berlebihan dengan berbagai masalah seksual.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2024 menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang intens dapat meningkatkan risiko terjadinya kekeringan vagina, disfungsi ereksi, dan penurunan libido. Temuan ini menjadi peringatan penting bagi jutaan pengguna media sosial di seluruh dunia.

Kisah Nyata: Ketika Digital Detox Menyelamatkan Hubungan

Grace J., salah satu subjek penelitian, mengalami transformasi luar biasa setelah mengurangi waktu penggunaan media sosial. "Terapis pasangan saya merekomendasikan mengurangi waktu menatap layar untuk membantu masalah insomnianya," ungkap Grace.

Perubahan signifikan mulai terasa dalam dua minggu. "Kami lebih sering berpelukan, lebih banyak berbicara... dan dua minggu kemudian, kami berhubungan intim untuk pertama kalinya dalam hampir setahun," tambah Grace.

Lima Cara Media Sosial Merusak Kehidupan Seksual

1. Merusak Harga Diri

Dr. Mindy DeSeta, seksolog dan edukator seksualitas di aplikasi kencan Hily, menjelaskan fenomena perbandingan sosial yang terjadi saat scrolling media sosial. "Ketika kita membandingkan diri dengan cuplikan kehidupan orang lain, kita selalu merasa kalah," ujar DeSeta.

"Seks dimulai dari pikiran, bukan hanya dari fisik. Jika kita mengalami harga diri rendah, keraguan, atau kecemasan, kita berisiko mengalami disfungsi seksual atau kehilangan hasrat seksual sama sekali," tambahnya.

2. Citra Tubuh yang Buruk

Postingan bertema fitspiration yang menekankan tonus otot dan tren diet ternyata berkontribusi pada ketidakpuasan tubuh dan gangguan makan - faktor yang mengganggu gairah dan kenikmatan seksual.

"Feed media sosial yang dikurasi sempurna mendorong otak kita membuat cerita rumit di balik setiap foto dan mengubah persepsi tentang seperti apa 'seksi' itu, membuat kita melepaskan keaslian diri," jelas DeSeta.

3. Waktu Intimasi yang Minim

Menurut estimasi konservatif, orang dewasa menghabiskan hampir 2,5 jam per hari di media sosial. Holly Nelson, terapis EMDR bersertifikat yang mengkhususkan diri mengatasi kecemasan dan rasa malu seksual, mengamati bahwa banyak pasangan menghabiskan lebih banyak waktu menatap layar daripada saling menatap di tempat tidur.

"Jika Anda menggunakan ponsel saat seharusnya menghabiskan waktu berkualitas dengan pasangan, Anda mengirimkan pesan langsung bahwa Anda lebih memilih ponsel daripada mereka," tegas Nelson.

4. Reaktivitas Emosional Berlebihan

Kehadiran smartphone saja telah dikaitkan dengan peningkatan reaktivitas emosional dan kesulitan memproses informasi. "Media sosial, secara desain, menginspirasi reaktivitas emosional yang tinggi. Jika Anda sudah terisi emosi dari apa yang dilihat saat scrolling, libido secara alami akan menurun," kata DeSeta.

5. Stres dan Kelelahan

Penggunaan media sosial berlebihan dapat mengganggu tidur dan meningkatkan tingkat stres. "Doom scrolling dan overstimulasi digital dapat membajak sistem reward otak, membuat intimasi kehidupan nyata terasa kurang menarik atau mendebarkan," ungkap Nelson.

Strategi Perbaikan di Era Digital

Para ahli menyarankan beberapa strategi tanpa harus sepenuhnya meninggalkan media sosial:

Hindari Layar Sebelum Tidur: Nelson merekomendasikan menghindari waktu layar setidaknya satu jam sebelum tidur dan menggantinya dengan ritual keintiman.

Kurasi Feed Positif: "Ikuti akun yang mempromosikan persetujuan, sex positivity, dan netralitas tubuh. Reset algoritma Anda untuk menyertakan kreator beragam yang merayakan semua bentuk, ukuran, dan identitas," saran Nelson.

Praktik Grounding: Latihan grounding sederhana seperti pernapasan perut dalam dan gerakan lembut seperti yoga restoratif dapat membantu melepaskan ketegangan dari media sosial.

Kesimpulan

Grace dan pasangannya merasakan perbaikan signifikan sejak memulai digital detox. "Saya merasa kami secara umum lebih sedikit stres. Saya pikir itulah mengapa kami berdua lebih cepat terangsang," ungkapnya.

Para ahli menekankan pentingnya mencari bantuan profesional jika media sosial terus membuat seseorang merasa tidak memadai atau takut akan intimasi seksual. "Harga diri adalah bahan rahasia untuk intimasi yang luar biasa," tutup DeSeta.

Sumber Referensi : https://www.huffpost.com/entry/5-ways-social-media-ruining-sex-life
Ahmedabad