ZoyaPatel

Kecepatan Implementasi Jadi Kunci Utama Proyek AI agar Memberi Dampak Nyata

Mumbai



UPBERITA.COM - Pada gelaran AI Talk 2.0 2025 di Jakarta, dua pakar terkemuka dari Nestle Indonesia dan AISensum sepakat bahwa kecepatan implementasi merupakan fondasi utama untuk mengubah proyek kecerdasan buatan (AI) dari sekadar konsep menjadi pendorong dampak bisnis yang terukur dan signifikan.

Dalam lanskap bisnis yang terus berubah cepat, adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan strategis. Namun, seringkali proyek AI terperangkap dalam lingkaran ide tanpa menghasilkan nilai nyata. 

Dua tokoh kunci di industri, Febrina Wisata, IT MSE Mar & Ad Tech Business Analyst Nestle Indonesia, dan Ray, Chief AI Officer AISensum, menyoroti urgensi untuk bergerak cepat dari visi ke dampak terukur. Mereka menegaskan bahwa keberhasilan AI tidak hanya terletak pada kecanggihan algoritmanya, tetapi pada kecepatan dan disiplin dalam eksekusi.

Fondasi Kecepatan Implementasi AI

Febrina Wisata dari Nestle Indonesia memberikan perspektif yang berharga mengenai tantangan inti dalam inisiatif AI. Ia mengungkapkan bahwa hambatan utama bukanlah pada kompleksitas teknis, melainkan pada ketatnya disiplin dalam menjalankan proses. "Saat kami beralih dari visi ke Proof of Concept (POC), kami menyadari bahwa tantangan sebenarnya bukan hal-hal teknis, melainkan disiplin, tonggak pencapaian yang jelas, dan keselarasan antartim. Itulah yang membuat kami terhindar dari jebakan antara ide dan keunggulan. Ninety days or nothing,” ujarnya dalam sesi keynote di Thamrin Nine Gold Ballroom.

Pernyataan "Ninety days or nothing" yang diutarakan Febrina menyoroti pentingnya kerangka waktu yang ketat dan target yang jelas untuk setiap proyek AI. Pendekatan ini memastikan bahwa tim tetap fokus, berorientasi pada hasil, dan mampu mengambil keputusan cepat. Tanpa disiplin ini, proyek AI berisiko menjadi "jargon teknologi" yang canggih namun minim kontribusi pada garis bawah perusahaan.

Senada dengan Febrina, Ray dari AISensum menegaskan bahwa inti dari keberhasilan AI bukanlah teknologi itu sendiri, melainkan nilai yang diciptakan dan kecepatan implementasinya. "Ini bukan tentang teknologi, tetapi tentang nilai dan kecepatan. Kita berpindah dari ide menuju dampak dalam 90 hari, dan kecepatan itu datang dari kejelasan,” kata Ray. Baginya, kejelasan tujuan bisnis adalah motor penggerak di balik kecepatan. Perusahaan harus memahami secara fundamental apa yang ingin dicapai sebelum melangkah ke Proof of Concept (POC). POC berfungsi sebagai jembatan strategis yang menyeimbangkan kecepatan dengan akurasi dalam menyelaraskan indikator kinerja utama (KPI) yang relevan.

Keduanya sepakat bahwa AI harus dilihat sebagai instrumen untuk transformasi nyata, bukan sekadar pelengkap. "Kami memulai dengan misi menjadikan perusahaan lebih baik, lebih inovatif, dan lebih terhubung. Saat itulah kami membayangkan bagaimana AI dapat membantu mencapai hal itu bukan sebagai kata kunci, tetapi sebagai upaya nyata yang menciptakan dampak," tambah Febrina, menggarisbawahi bahwa AI harus terintegrasi dengan tujuan strategis perusahaan, bukan berdiri sendiri sebagai sebuah inisiatif teknologi semata.

Menuju AI yang Berdampak dan Berbasis Nilai

Untuk memastikan proyek AI tidak hanya berhenti pada tahap ide, Febrina dan Ray menggariskan serangkaian langkah praktis yang dapat diadopsi oleh organisasi. Langkah-langkah ini dirancang untuk memaksimalkan efisiensi dan memastikan setiap inisiatif AI memberikan kontribusi nyata:

  • Uji Cepat (Quick Tests): Mulailah dengan percobaan skala kecil untuk memvalidasi asumsi dan mengidentifikasi potensi masalah lebih awal.
  • Perencanaan Biaya dan Komputasi yang Bijak: Alokasikan sumber daya secara efisien dengan memahami kebutuhan komputasi yang sebenarnya, menghindari pemborosan.
  • Pembangunan Dasbor Sejak Awal: Kembangkan sistem pelaporan dan dasbor performa dari fase awal proyek untuk memantau kemajuan dan dampak secara real-time.
  • Pembuatan Prototipe Kecil: Ciptakan versi minimalis dari solusi AI untuk mendapatkan umpan balik awal dan melakukan iterasi dengan cepat.
  • Pengujian Lapangan Berkelanjutan: Lakukan pengujian di lingkungan nyata secara berulang untuk memastikan solusi AI berfungsi optimal dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
  • Menghubungkan Hasil dengan ROI dan ROT: Secara eksplisit kaitkan setiap hasil proyek AI dengan Return on Investment (ROI) dan Return on Time (ROT). Ini akan memastikan bahwa inisiatif AI tidak hanya terlihat "keren" tetapi juga bernilai secara finansial dan efisien waktu.

Filosofi di balik langkah-langkah ini adalah untuk memastikan bahwa setiap "gerakan" dalam proyek AI memiliki "arah" yang jelas dan menghasilkan "nilai". Febrina menyimpulkan dengan pernyataan tegas, "Ini berarti menghubungkan dampak dengan nilai. Karena kecepatan tanpa nilai hanyalah gerakan tanpa arah.” Pesan ini menjadi pengingat penting bagi para profesional yang hadir dalam AI Talk 2.0 2025, sebuah acara yang diselenggarakan oleh AISensum dan dihadiri oleh para ahli dari berbagai sektor industri, yang bertujuan untuk mendorong adopsi AI yang lebih praktis dan berorientasi hasil di lingkungan korporat Indonesia.

Ahmedabad