ZoyaPatel

Diabetes Tipe 5, Kenali Gangguan Insulin Baru yang Menyerang Individu Bertubuh Kurus

Mumbai
Ilustrasi medis yang menampilkan diagram pankreas yang mengalami gangguan akibat malnutrisi kronis, dengan penekanan pada defisiensi insulin. Latar belakang menampilkan siluet individu bertubuh kurus.

UPBERITA.COM -  Federasi Diabetes Internasional (IDF) baru-baru ini secara resmi mengakui keberadaan diabetes tipe 5, sebuah jenis baru yang sebelumnya kurang mendapat perhatian, terutama di negara-negara berkembang. Penyakit kronis yang berkaitan dengan gangguan hormon insulin ini memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengelola kadar gula darah, sehingga menyebabkan peningkatannya.

Diabetes secara global, termasuk di Indonesia, merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi tinggi dan berpotensi memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke. Mengutip data dari IDF, diperkirakan sekitar 20 hingga 25 juta orang di seluruh dunia, khususnya di Asia dan Afrika, telah terdampak oleh diabetes tipe 5, meskipun kondisi ini telah luput dari perhatian medis selama bertahun-tahun.

Presiden IDF, Profesor Peter Schwarz, menyatakan bahwa pengakuan ini merupakan perubahan bersejarah dalam penanganan diabetes secara global. "Sudah terlalu lama kondisi ini tidak dikenali dan memengaruhi jutaan orang," ujarnya, menekankan pentingnya pengakuan ini.

Diabetes tipe 5 dikarakterisasi oleh defisiensi insulin yang parah atau severe insulin-deficient diabetes (SIDD). Berbeda dengan tipe 1 yang disebabkan oleh gangguan autoimun dan tipe 2 yang berkaitan dengan resistensi insulin, diabetes tipe 5 umumnya menyerang remaja dan dewasa muda dengan kondisi tubuh kurus serta riwayat malnutrisi.

Mengenal Lebih Jauh Diabetes Tipe 5

Diabetes tipe 5 memiliki mekanisme yang berbeda, di mana gangguan terjadi pada pankreas akibat kekurangan nutrisi jangka panjang. Kondisi ini mengakibatkan tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang memadai, namun penderita tidak mengalami resistensi insulin. Penyakit ini banyak ditemukan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan berkaitan erat dengan malnutrisi kronis, terutama kekurangan nutrisi sejak masa kanak-kanak hingga remaja.

Menariknya, diabetes tipe 5 telah diamati sejak lebih dari 70 tahun lalu, namun kerap diabaikan dalam diskusi medis global. Profesor Meredith Hawkins dari Albert Einstein College of Medicine menyebutkan bahwa diabetes yang terkait dengan malnutrisi secara historis memang kurang terdiagnosis dan sulit dipahami.

Hawkins menambahkan, "Diabetes terkait malnutrisi sebenarnya lebih umum daripada tuberkulosis dan hampir setara dengan HIV/AIDS. Namun, ketiadaan nama resmi menghambat upaya diagnosis dan pengembangan terapi yang efektif."

Kasus ini pertama kali dilaporkan di Jamaika pada tahun 1955 dan paling sering terjadi pada pria muda di negara berkembang. Mereka kerap salah didiagnosis sebagai penderita diabetes tipe 1, meskipun tidak mengalami ketosis meski kadar gula darah sangat tinggi. Pada tahun 2005, Hawkins menemukan kasus serupa pada pasien muda bertubuh kurus yang tampak seperti penderita diabetes tipe 1, namun pemberian insulin tidak efektif, bahkan pada beberapa kasus memicu penurunan gula darah ekstrem.

Sumber : cnnindonesia.com

Ahmedabad