ZoyaPatel

Mengapa Berat Badan Sulit Turun Meski Sudah Diet Ketat?

Mumbai



UPBERITA.COM -  Banyak orang merasakan frustrasi saat perjuangan menurunkan berat badan tak kunjung membuahkan hasil, bahkan setelah menjalani diet ketat dan olahraga rutin. Jika Anda sering merasa bingung mengapa angka di timbangan tak bergerak atau justru kembali naik, Anda tidak sendiri—ini bukan semata-mata karena kurangnya kemauan, melainkan melibatkan faktor-faktor kompleks yang sering kali luput dari perhatian.

Menurut Dr. Jennah Siwak, seorang spesialis obesitas, kesulitan dalam mencapai berat badan ideal lebih dalam daripada sekadar menghitung kalori. Ia menjelaskan, "Banyak perilaku makan terjadi di luar kesadaran kita. Tidak ada yang bangun di pagi hari dengan niat ingin merusak kesehatan lewat makan berlebihan." Berikut adalah beberapa alasan mendasar mengapa penurunan berat badan sering terasa begitu menantang:

Mekanisme Pertahanan Alami Tubuh dan Pengaruh Genetik

Tubuh manusia dirancang dengan sistem pertahanan yang kuat untuk menjaga cadangan lemaknya. Ketika Anda mulai kehilangan berat badan, terutama lemak, produksi hormon leptin akan menurun. Penurunan leptin ini memberi sinyal kuat kepada otak bahwa tubuh sedang "kelaparan," yang pada gilirannya meningkatkan rasa lapar, memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan ringan, dan secara bersamaan memperlambat laju metabolisme Anda.

Selain itu, faktor genetik memegang peranan signifikan. Pernahkah Anda bertanya mengapa beberapa orang bisa makan banyak tanpa mudah gemuk, sementara yang lain harus sangat berhati-hati? Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40-70 persen indeks massa tubuh (IMT) seseorang dipengaruhi oleh warisan genetik. Meskipun gaya hidup dan lingkungan tetap krusial, predisposisi genetik ini dapat menjelaskan mengapa sebagian orang memiliki perjuangan yang lebih berat dalam mengelola berat badan mereka.

Fenomena lain yang sering membuat frustrasi adalah adaptasi metabolik. Seiring berjalannya waktu dan penurunan berat badan, tubuh cenderung menyesuaikan diri dengan menurunkan laju pembakaran energinya. Ini berarti, meskipun Anda mempertahankan pola makan yang sama, tubuh Anda akan membakar lebih sedikit kalori, membuat progres penurunan berat badan menjadi stagnan atau melambat.

Peran Penting Gaya Hidup, Lingkungan, dan Kesehatan

Kondisi mental dan kualitas tidur adalah pilar penting dalam keberhasilan diet. Stres kronis dapat memicu pola "emotional eating," di mana seseorang mencari kenyamanan dalam makanan, seringkali yang tinggi gula atau lemak. Kurang tidur juga terbukti mengganggu keseimbangan hormon pengatur nafsu makan seperti ghrelin dan leptin, membuat Anda merasa lebih lapar dan sulit mengendalikan keinginan makan. Saat tubuh lelah atau pikiran tertekan, kemampuan otak untuk membuat keputusan rasional—termasuk pilihan makanan sehat—menurun drastis.

Lingkungan sekitar juga tidak bisa diabaikan. Pekerja dengan jadwal shift malam, misalnya, sering mengalami gangguan ritme sirkadian yang berdampak negatif pada metabolisme. Di beberapa wilayah, akses terhadap makanan sehat dan segar mungkin terbatas, mendorong individu untuk memilih opsi makanan instan atau olahan yang tinggi kalori dan rendah nutrisi. Terakhir, beberapa kondisi medis atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti antidepresan, stabilisator suasana hati, obat diabetes, atau steroid, dapat memiliki efek samping berupa peningkatan berat badan. Namun, penting untuk tidak menghentikan penggunaan obat-obatan tanpa konsultasi dan arahan dari dokter.

Ahmedabad