ZoyaPatel

Riset Booking.com : Rumah Liburan di Bali Jadi Buruan Wisatawan Asia Pasifik

Mumbai
Sebuah villa mewah bergaya tradisional Bali dengan pemandangan sawah hijau terasering dan pegunungan yang menawan di kejauhan. Di dapur terbuka villa, terlihat seorang wisatawan sedang menyiapkan hidangan lokal dengan bahan-bahan segar yang tertata apik di meja kayu. Suasana hangat, otentik, dan relaks yang mencerminkan pengalaman rumah liburan berbasis kuliner.


UPBERITA.COM -  
Platform reservasi akomodasi global terkemuka, Booking.com, baru-baru ini mengukuhkan Bali sebagai destinasi utama pilihan rumah liburan bagi para wisatawan dari kawasan Asia Pasifik, khususnya bagi mereka yang mendambakan pengalaman berwisata berbasis kuliner yang mendalam. 

Pengakuan ini berasal dari laporan terbaru Booking.com, "Taste of Home Asia Pacific", yang menyoroti pergeseran preferensi wisatawan yang kini lebih banyak memilih akomodasi yang menawarkan keleluasaan untuk menyantap, menyuguhkan, atau bahkan memasak hidangan di lingkungan yang autentik dan unik.

Laporan tersebut mengindikasikan adanya tren signifikan di mana pelancong dari berbagai negara di Asia Pasifik, termasuk Australia, Selandia Baru, Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam, semakin tertarik pada rumah liburan. Mereka mencari lebih dari sekadar tempat menginap; mereka mencari pengalaman kuliner yang imersif, seperti akses ke dapur pribadi, kesempatan berbelanja di pasar lokal, dan koneksi langsung dengan tradisi kuliner setempat.

Tren Wisata Kuliner yang Kian Personal dan Autentik

Managing Director Booking.com Asia Pasifik, Laura Houldsworth, menyoroti fenomena ini dengan antusias. "Kami melihat ada banyak pencarian di seluruh kawasan. Bali menjadi satu destinasi kunci yang dicari, tapi hampir semua negara saat ini masuk dalam banyak pencarian tipe akomodasi seperti ini,” jelasnya di Bali. Pernyataan ini tidak hanya menegaskan posisi Bali sebagai magnet utama, tetapi juga menunjukkan bahwa tren rumah liburan berbasis kuliner ini telah merambah dan berkembang pesat di seluruh penjuru Asia Pasifik.

Booking.com sendiri terus mencatat peningkatan suplai hunian rumah liburan dari berbagai negara, dengan keragaman tipologi yang luar biasa. Laura Houldsworth menjelaskan bahwa pilihan akomodasi ini sangatlah bervariasi, mulai dari vila-vila privat yang mewah di tepi pantai, kabin-kabin menawan yang tersembunyi di pegunungan dan tepi danau, hingga pengalaman kamping mewah (glamping) yang memadukan keindahan alam dengan kenyamanan modern. Tidak ketinggalan, akomodasi tradisional yang khas dari masing-masing budaya, seperti ryokan di Jepang, hanok di Korea Selatan, atau pondok-pondok kayu di Vietnam dan Thailand, turut memperkaya pilihan para pelancong. Intinya, setiap jenis lokasi dirancang untuk memberikan pengalaman kuliner yang komprehensif, baik melalui fasilitas dapur pribadi yang lengkap maupun kedekatan dengan destinasi kuliner lokal yang autentik.

Bagi wisatawan modern, momen kuliner telah berevolusi jauh melampaui sekadar kebutuhan dasar makan. Laura Houldsworth menekankan bahwa ini adalah sebuah kesempatan emas untuk menjalin koneksi mendalam dengan budaya setempat, menciptakan kenangan yang tak terlupakan, dan bahkan menjadikan makanan sebagai "pintu gerbang budaya". "Momen kuliner ini bukan lagi sekadar waktu makan, melainkan kesempatan untuk terhubung, merasakan budaya, dan menciptakan kenangan bermakna hingga mengubah makanan menjadi pintu gerbang budaya, bukan sekadar titik fokus dalam perjalanan,” tegasnya. Pemahaman baru ini mengubah perspektif, menjadikan hidangan lokal bukan hanya santapan, melainkan jembatan menuju pemahaman budaya yang lebih kaya dan personal.

Dampak Riset: Mendukung Pariwisata Lokal dan Pemilik Properti

Riset yang dilakukan Booking.com ini secara lugas menunjukkan betapa mendalamnya pengalaman wisata berbasis kuliner memengaruhi setiap keputusan perjalanan. Wisatawan kini mendambakan sesuatu yang lebih personal dan bermakna. "Saat ini, wisatawan mencari pengalaman yang lebih personal dan bermakna. Oleh karena itu, rumah liburan muncul sebagai bagian penting dari tren yang terus berkembang,” imbuh Laura. Rumah liburan, dengan segala fleksibilitas dan privasi yang ditawarkannya, menyediakan platform ideal untuk mewujudkan keinginan tersebut, memungkinkan para tamu untuk merasakan hidup layaknya warga lokal dan menjelajahi kekayaan budaya kuliner dengan ritme mereka sendiri.

Studi ini sendiri melibatkan survei daring terhadap lebih dari 8.000 wisatawan di delapan negara Asia Pasifik, yaitu Australia, Selandia Baru, Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam. Dilaksanakan antara tanggal 25 hingga 28 Juli 2025, riset ini menargetkan responden yang memiliki pengalaman dalam memesan atau menginap di rumah liburan atau sewa jangka pendek, baik untuk perjalanan domestik maupun internasional. Kuesioner riset ini dikembangkan melalui kolaborasi strategis antara YouGov, Red Havas, dan Booking.com, memastikan validitas dan relevansi data yang terkumpul.

Ahmedabad