ZoyaPatel

Menteri Kebudayaan : Batik Penting bagi Jati Diri Indonesia dan Generasi Muda

Mumbai


UPBERITA.COM - Pada setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional, sebuah momen penting yang menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk terus melestarikan warisan budaya takbenda UNESCO ini, sebagaimana ditekankan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Perayaan Hari Batik Nasional setiap tahun bukanlah tanpa alasan. Tanggal tersebut secara khusus ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 sebagai tindak lanjut atas pengakuan UNESCO yang menobatkan batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Sejak penetapan bersejarah itu, masyarakat Indonesia diajak untuk mengenakan batik, tidak hanya sebagai bentuk kebanggaan, tetapi juga sebagai partisipasi aktif dalam menjaga kelestarian mahakarya leluhur nusantara.

Pengakuan Dunia dan Kewajiban Melestarikan

Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, mengungkapkan harapannya agar batik senantiasa menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan kebudayaan bangsa. Menurutnya, pemakaian batik merupakan wujud nyata kontribusi masyarakat dalam merawat dan mengembangkan warisan budaya luhur Indonesia.

"Tentu setiap hari kita bisa menggunakan batik, dimanapun dan kapanpun. Ini adalah cara kita untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan melestarikan warisan budaya Indonesia," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (2/10/2025).

Fadli Zon lebih lanjut menjelaskan bahwa sejak pengakuan UNESCO, tanggal 2 Oktober menjadi simbol peringatan nasional, namun semangat penggunaan batik seyogianya meresap dalam setiap lini kehidupan. Ini bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan ajakan untuk menjadikan batik sebagai bagian integral dari keseharian, dimanapun dan kapanpun.

"Jadi sejak itu, tanggal 2 Oktober kita peringati bersama sebagai Hari Batik Nasional. Tentu setiap hari kita bisa menggunakan batik, dimanapun kita bisa menggunakan batik," ujarnya, menjelaskan.

Simbol Jati Diri dan Gaya Hidup Modern 

Senada dengan pandangan Menbud Fadli Zon, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menegaskan urgensi pelestarian batik. Baginya, mengenakan batik jauh melampaui sekadar pilihan busana; itu adalah deklarasi cinta terhadap karya budaya bangsa yang kaya akan nilai seni dan filosofi.

"Ketika kita memakai batik maka kita ikut merayakan budaya Indonesia. Sekaligus menunjukkan rasa bangga terhadap warisan batik yang kaya nilai seni dan filosofi," ucapnya.

Khofifah menggarisbawahi pentingnya menularkan "atmosfer kebanggaan" terhadap batik, khususnya kepada generasi muda. Tujuannya adalah agar kaum muda tidak hanya mengenal batik sebagai artefak sejarah, tetapi juga menjadikannya bagian dari gaya hidup modern mereka. Partisipasi generasi muda dalam mengenakan batik dianggap sebagai bentuk pelestarian sekaligus manifestasi kebanggaan terhadap produk budaya lokal.

Mendorong generasi muda untuk bangga berbatik berarti menanamkan kecintaan pada warisan budaya yang tak lekang oleh waktu. Batik, dengan segala keindahan motif dan makna filosofisnya, tetap relevan bahkan di tengah arus modernisasi. Ia adalah akar budaya yang mampu beradaptasi dan tetap menjadi simbol gaya hidup yang elegan dan berbudaya.

"Atmosfer seperti ini yang harus kita tularkan kepada generasi muda supaya ikut menjadikan batik sebagai simbol gaya hidup. Batik ini akar budaya yang tidak lekang waktu, bahkan tetap relevan dengan gaya hidup modern," ujarnya, menambahkan. 




Ahmedabad