Akhiri Jabatan sebagai Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko Kembali ke Dunia Riset
UPBERITA.COM - Laksana Tri Handoko resmi melepaskan jabatannya sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Selasa (11/11), menandai babak baru kepemimpinan lembaga riset nasional ini.
Ia menyerahkan tongkat estafet kepada Arif Satria seraya mengungkap sejumlah "pekerjaan rumah" yang menanti perbaikan berkelanjutan di BRIN.
Pengumuman tersebut berlangsung dalam serah terima jabatan di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, di mana Handoko secara resmi mengakhiri masa tugasnya sebagai kepala. Meskipun demikian, kiprahnya di dunia riset tak berhenti; ia kini kembali mengabdi sebagai pejabat fungsional peneliti jenjang ahli utama.
Handoko secara terbuka menyampaikan bahwa masih banyak agenda yang perlu diselesaikan di BRIN, yang ia titipkan kepada penggantinya, Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia menekankan pentingnya peningkatan berkelanjutan.
"Masih banyak lah (pekerjaan rumah), kan kita juga enggak mungkin selesai, ya kan? Ada sih di memo itu, saya tulis, saking banyaknya," ungkap Handoko usai acara.
Ia menambahkan, "Kalau yang fundamental banget, mungkin sudah tidak ada. Tapi yang incremental improvement. improvement kan harus ada terus."
Sebagai peneliti, Handoko akan memfokuskan keahliannya di bidang fisika teori dan komputasi, khususnya dalam kerangka Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material, di Pusat Riset Fisika Kuantum. Pengangkatannya kembali sebagai peneliti ahli utama didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 36 M/F Tahun 2025.
Jejak Karir dan Kontribusi Laksana Tri Handoko
Perjalanan karir Laksana Tri Handoko di dunia riset dan inovasi sangatlah panjang dan cemerlang. Pria kelahiran Malang, 7 Mei 1968 ini, menempuh pendidikan sarjana hingga doktor di Jepang, dimulai dari Universitas Kumamoto untuk fisika, dilanjutkan dengan studi master dan doktoral di bidang fisika teori dan fisika energi tinggi di Universitas Hiroshima.
Sebelum memimpin BRIN, Handoko menjabat sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jejak rekamnya sebagai peneliti juga meliputi berbagai institusi bergengsi internasional seperti The Abdus Salam International Center for Theoretical Physics (ICTP) dan Deutsches Elektronen-Synchroton (DESY).
Dedikasinya di LIPI dimulai sejak 1987, menanjak dari Kepala Grup Fisikawan Teoritik dan Komputasi, Kepala Pusat Penelitian Informatika, hingga Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik sebelum akhirnya diangkat sebagai Kepala LIPI pada tahun 2018. Pengangkatan kembali sebagai peneliti ahli utama di BRIN menandai kembalinya Handoko ke garis depan riset, tempat ia akan terus berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.