BNN Sudah Prediksi Bakal Ada Perlawanan Brutal dari Kartel Narkoba
Operasi senyap yang dilancarkan oleh aparat penegak hukum pada Rabu lalu ini bukanlah sebuah kejutan bagi BNN, terutama terkait respons yang akan mereka terima dari pihak kartel. Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN RI, Brigjen Roy Hardi Siahaan, mengungkapkan bahwa timnya telah jauh-jauh hari menganalisa dan mengantisipasi potensi perlawanan di lokasi yang memang dikenal sebagai kantong peredaran narkoba.
"Waktu kami ke sana memang sudah berpikir dan menganalisa serta mengantisipasi kalau ada perlawanan, ternyata benar," tegas Brigjen Roy Hardi Siahaan di Jakarta, Rabu, menggarisbawahi akurasi prediksi BNN.
Antisipasi Cengkeraman Kartel
Kampung Bahari, dengan reputasinya sebagai salah satu titik panas peredaran narkoba di Ibu Kota, telah lama menjadi target utama BNN. Pengetahuan mendalam tentang dinamika sosial dan jaringan kejahatan di area tersebut menjadi kunci dalam merencanakan operasi ini. Aparat keamanan telah memperhitungkan bahwa kartel tidak akan menyerah begitu saja tanpa perlawanan, sebuah hipotesis yang terbukti saat pasukan Brimob yang dilengkapi tameng dan gas air mata tiba di lokasi.
Begitu petugas memasuki area target, mereka langsung disambut dengan serangkaian tindakan intimidasi dan perlawanan yang terorganisir. Kelompok massa yang diduga bagian dari lingkaran kartel narkoba setempat tidak segan-segan menggunakan berbagai cara untuk menghalau laju petugas. "Masyarakat di 'circle' lokasi tersebut melakukan perlawanan menggunakan samurai," ungkap Brigjen Roy.
Tidak hanya senjata tajam yang menjadi alat perlawanan, massa juga mengeluarkan kembang api dan mercon, yang tidak hanya bertujuan untuk mengganggu pandangan tetapi juga untuk menciptakan suasana kekacauan dan intimidasi. Lemparan batu turut mewarnai adegan tersebut, menambah intensitas bentrokan antara aparat dan kelompok yang berusaha melindungi bisnis ilegal mereka.
"Paling tidak mengintimidasi kami yang ada di TKP," imbuhnya, menggambarkan tekanan psikologis yang coba diberikan oleh kelompok penentang operasi.
Meskipun menghadapi perlawanan yang brutal dan terkoordinasi, pasukan gabungan BNN RI dan Brimob Polda Metro Jaya menunjukkan profesionalisme dan ketangguhan yang luar biasa. Dengan sigap, petugas berhasil mengantisipasi setiap serangan, termasuk tembakan petasan dan lemparan batu yang diarahkan kepada mereka.
Penggunaan gas air mata menjadi salah satu strategi efektif untuk membubarkan kerumunan massa dan memecah belah barisan perlawanan, memungkinkan petugas untuk terus maju ke sasaran utama. Berkat kesiapan dan koordinasi yang baik, operasi pemberantasan narkoba ini dapat berjalan sesuai rencana.
"Untungnya kami bisa mengantisipasi dan semua berjalan dengan lancar. Sejauh ini kami melihat belum ada (anggota luka)," jelas Brigjen Roy, menegaskan keberhasilan operasi tanpa adanya korban luka di pihak petugas.
Dari penggerebekan yang dramatis ini, aparat berhasil menciduk total 18 individu yang terlibat dalam jaringan narkoba, terdiri dari 17 laki-laki dan seorang perempuan. Selain para tersangka, sejumlah barang bukti yang terkait dengan peredaran dan penyalahgunaan narkoba juga berhasil diamankan. Penangkapan ini merupakan pukulan telak bagi kartel narkoba yang selama ini beroperasi di Kampung Bahari, sekaligus menegaskan komitmen BNN dalam memerangi kejahatan narkotika hingga ke akar-akarnya. (Antaranews)
