ZoyaPatel

Raja Charles III Resmi Cabut Gelar Pangeran Andrew di Tengah Badai Kontroversi

Mumbai




UPBERITA.COM -  Raja Charles III dari Inggris baru-baru ini secara resmi mencabut gelar "Pangeran" dan atribut "Yang Mulia" dari saudaranya, Andrew Mountbatten Windsor, menyusul serangkaian kontroversi panjang yang melibatkan tuduhan pelecehan seksual dan hubungan dengan Jeffrey Epstein. Keputusan bersejarah ini, yang diumumkan melalui Jurnal Resmi Pemerintah Inggris, The Gazette, mengukuhkan akhir dari status Pangeran Andrew dalam hierarki kerajaan.

Pengumuman yang mengejutkan ini diterbitkan dalam The Gazette, jurnal resmi catatan pemerintah Inggris, menegaskan langkah tegas Istana Buckingham dalam menanggapi dugaan-dugaan yang telah lama membayangi Pangeran Andrew. Laporan tersebut secara gamblang menyatakan, "RAJA, melalui Surat Paten [perintah tertulis] di bawah Segel Agung Kerajaan bertanggal 3 November 2025, menetapkan bahwa Andrew Mountbatten Windsor tidak lagi berhak menyandang atau memakai gaya, gelar, atau atribut 'Yang Mulia' maupun kehormatan bergelar 'Pangeran'." Meskipun tanggal spesifik dalam laporan asli mungkin memicu pertanyaan, inti keputusannya sudah final dan mengikat: era Pangeran Andrew sebagai seorang bangsawan bergelar telah berakhir.

Latar Belakang Skandal yang Mengguncang Kerajaan

Pencabutan gelar ini bukanlah keputusan yang tiba-tiba, melainkan puncak dari bertahun-tahun penuh gejolak dan tuduhan yang tak henti-hentinya. Jauh sebelum keputusan Raja Charles III, Pangeran Andrew telah menjadi pusat perhatian publik karena keterlibatannya dalam serangkaian skandal memalukan. Pada bulan Oktober sebelumnya, ia bahkan telah menyatakan niatnya untuk melepaskan gelar Duke of York di tengah tekanan publik dan media. Keputusan itu datang seiring dengan semakin panasnya isu terkait tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang gadis di bawah umur, hubungannya yang mengkhawatirkan dengan pengusaha dan pelaku perdagangan seks asal AS, Jeffrey Epstein, serta interaksinya dengan Tiongkok yang juga dipertanyakan.

Inti dari skandal ini berpusat pada pengakuan seorang wanita bernama Virginia Giuffre, yang mengklaim bahwa Pangeran Andrew telah menyerangnya secara seksual di London ketika ia masih berusia 17 tahun. Tuduhan ini mengguncang fondasi Monarki Inggris, memaksa keluarga kerajaan untuk bertindak. Pada tahun 2022, media melaporkan bahwa Pangeran Andrew telah mencapai kesepakatan damai dengan Giuffre, dengan membayar sejumlah ganti rugi yang signifikan. Namun, penting untuk dicatat bahwa Andrew tidak pernah secara terbuka mengakui serangan tersebut sebagai bagian dari penyelesaian ini. Dampak dari skandal tersebut sangat parah; seluruh gelar militer kehormatan dan patronase kerajaan yang dimilikinya telah dicabut, secara efektif membatasi perannya di mata publik dan dalam kegiatan kerajaan.

Implikasi Pencabutan Gelar dan Masa Depan Monarki

Keputusan Raja Charles III untuk mencabut gelar pangeran dari saudaranya bukan hanya tindakan administratif, melainkan sebuah pernyataan kuat tentang integritas dan citra Monarki Inggris. Langkah ini menunjukkan tekad Raja untuk menjaga reputasi lembaga yang dipimpinnya, terutama di tengah meningkatnya tuntutan akan transparansi dan akuntabilitas. Dalam banyak hal, pencabutan gelar ini sejalan dengan visi Raja Charles untuk "monarki yang ramping" (slimmed-down monarchy), di mana hanya anggota inti keluarga yang aktif dalam tugas kerajaan dan bebas dari kontroversi.

Kehilangan gelar "Pangeran" berarti Andrew Mountbatten Windsor tidak lagi memiliki hak untuk menggunakan atribut "Yang Mulia" (His Royal Highness), yang secara simbolis menjauhkannya lebih jauh dari lingkaran dalam kerajaan. Ini adalah degradasi status yang signifikan dan jarang terjadi dalam sejarah monarki modern. Keputusan ini mengirimkan pesan yang jelas kepada publik dan anggota kerajaan lainnya bahwa standar perilaku dan etika sangatlah penting, terutama bagi mereka yang memegang posisi kehormatan.

Dalam konteks yang lebih luas, kisah Virginia Giuffre, yang merupakan pusat dari sebagian besar kontroversi ini, juga berakhir dengan tragis. Giuffre ditemukan meninggal di Australia Barat pada usia 41 tahun pada bulan April lalu, meninggalkan warisan perjuangan panjangnya melawan ketidakadilan dan pelecehan. Meskipun kematiannya terjadi setelah keputusan pencabutan gelar Andrew, ini menambah dimensi suram pada keseluruhan narasi skandal tersebut, mengingatkan akan dampak jangka panjang dari tindakan yang dituduhkan.

Ahmedabad