Universitas Melbourne Hadirkan "Kembaran Digital" untuk Prediksi Medis Akurat
![]() |
Inovasi mutakhir ini, yang dinamakan DT-GPT, menjadi sorotan utama dalam komunitas medis global. Tim peneliti dari Universitas Melbourne berhasil mengembangkan model bahasa besar yang ada saat ini dengan melatihnya menggunakan tiga kumpulan data ekstensif yang memuat ribuan riwayat kesehatan elektronik pasien. Proses pelatihan intensif ini memungkinkan DT-GPT untuk memahami pola dan dinamika kesehatan pasien secara mendalam, menjadikannya sebuah alat yang tak ternilai.
DT-GPT dirancang khusus untuk menganalisis data medis pasien yang mengidap penyakit kompleks seperti Alzheimer atau jenis kanker paru karsinoma bukan sel kecil (non-small cell lung cancer), serta individu yang menjalani perawatan intensif di unit perawatan intensif (ICU). Melalui analisis komprehensif ini, model AI tersebut mampu menciptakan "kembaran digital" dari setiap pasien, yang kemudian digunakan untuk secara akurat memprediksi perubahan kondisi kesehatan mereka seiring waktu.
Kemampuan prediktif DT-GPT berasal dari kemampuannya untuk mengintegrasikan pengetahuan medis yang telah ada dengan riwayat pasien yang mendetail, termasuk hasil laboratorium, diagnosis sebelumnya, dan regimen pengobatan. Yang lebih mengesankan, para peneliti tidak memberikan informasi mengenai hasil kesehatan akhir pasien kepada model ini, sebuah pendekatan yang memungkinkan mereka untuk memvalidasi akurasi prediksinya secara objektif. Hasilnya, DT-GPT menunjukkan performa superior, mengungguli 14 model pembelajaran mesin mutakhir lainnya dalam hal ketepatan prediksi. Keunggulan ini menempatkan DT-GPT sebagai "pengubah permainan" potensial, terutama bagi sektor uji klinis yang haus akan inovasi.
Membentuk Masa Depan Kedokteran
Pengembangan DT-GPT menandai sebuah pergeseran paradigma fundamental dalam dunia kedokteran, beralih dari pendekatan reaktif menjadi strategi yang jauh lebih prediktif dan personal. Lektor Kepala Universitas Melbourne, Michael Menden, yang juga merupakan peneliti utama di balik penelitian yang diterbitkan dalam jurnal bergengsi NPJ Digital Medicine ini, menegaskan dampak transformatif dari teknologi tersebut.
"Teknologi ini membuka jalan bagi pergeseran dari pengobatan reaktif menjadi prediktif dan personal," ujar Menden.
Ia melanjutkan dengan menjelaskan implikasi praktis dari DT-GPT bagi para profesional medis.
"Model tersebut memungkinkan dokter melakukan antisipasi jika kesehatan pasien mereka akan memburuk sehingga mereka dapat melakukan intervensi lebih awal," kata Menden.
Lebih dari itu, DT-GPT juga memiliki potensi untuk memprediksi efek samping obat, sebuah kemampuan yang krusial dalam membantu dokter menyesuaikan pengobatan sesuai dengan profil unik setiap pasien, sehingga secara signifikan meningkatkan hasil kesehatan. Model ini dirancang untuk menafsirkan data yang kompleks dengan kecepatan luar biasa dan menawarkan antarmuka intuitif menyerupai chatbot, memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menjelajahi prediksinya.
Salah satu fitur paling inovatif dari DT-GPT adalah kemampuannya untuk menghasilkan "prediksi zero-shot" melalui pemanfaatan AI generatif. Ini berarti model tersebut dapat membuat perkiraan berdasarkan data, seperti nilai laboratorium, bahkan tanpa pelatihan sebelumnya yang spesifik untuk skenario tersebut.
Kemampuan ini menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas DT-GPT yang luar biasa, menjadikannya alat yang sangat berharga dalam berbagai skenario klinis. Dengan DT-GPT, masa depan kedokteran yang lebih presisi, proaktif, dan personal semakin mendekat, menjanjikan peningkatan signifikan dalam kualitas hidup pasien di seluruh dunia.
